Ya, kopi arabika Simalungun merupakan salah satu kopi yang dipilih Starbucks untuk disajikan di gerai-gerai di seluruh dunia.Sertifikat Indikasi Geografis (IG), kopi arabika Simalungun semakin mendunia. Bahkan, saat ini home industri kopi kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar.Pemesanan hingga 200 kilogram (kg). Bahkan, Negara Perancis menantang Ludi untuk membuat MoU per satu semester sebanyak 40 pon atau 2 kontainer. Sedangkan, harga mereka menawarkan Rp 85 ribu - Rp 90 ribu per kg.
”Maret (2015, Red) tim dari Starbucks juga sudah bertemu
dengan para petani kopi. Mereka menilai kopi
arabika Simalungun punya
keunikan dan cita rasa yang khas,” kata Bupati Simalungun J.R. Saragih kepada Jawa Pos pekan
lalu.Kebun kopi arabika di Simalungun
paling banyak di Kecamatan Pematang Sidamanik. Luasnya 358,91 hektare. Di Simalungun terdapat 8.665 hektare kebun
kopi. Yang ditanami arabika 6.253 hektare, sedangkan kopi robusta seluas 2.441
haktare.
Dinas Perkebunan Pemkab Simalungun
memberikan bantuan bibit kopi dan pupuk organik kepada petani. Tahun lalu
disalurkan 300 ribu batang bibit, sedangkan tahun ini hanya 100 ribu batang.
Memang, bantuan itu tidak gratis. Bibit dihargai Rp 150 per batang, sedangkan
pupuk Rp 100 per kilogram.Dalam lima tahun memimpin Simalungun, perubahan sudah terlihat. Dari sisi anggaran, APBD Simalungun meningkat tajam dari Rp 1
triliun pada 2010 menjadi Rp 2,5 triliun pada 2015. Kemudian pendapatan asli
daerah (PAD) yang semula Rp 30 miliar (2010) naik menjadi Rp 150 miliar.
Bidang pendidikan juga menjadi prioritas J.R. Saragih. Dia
menstimulasi warga Simalungun untuk belajar hingga ke perguruan tinggi. ”Yang
diterima di PTN mendapat beasiswa dan biaya hidup Rp 2 juta sebulan,” jelas
suami Erunita Br Tarigan itu. Tentu dengan satu syarat. Setelah lulus, mahasiswa
tersebut harus pulang ke Simalungun, baik menjadi PNS maupun pengusaha. Jr.Saragih
juga ingin mengembangkan pariwisata di Simalungun.
Selama ini pariwisata yang dikembangkan adalah Danau Toba di Kelurahan Parapat,
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. ”Masih banyak tempat wisata lain. Kami punya
air terjun yang sangat indah dan belum dikembangkan,” katanya
No comments:
Post a Comment